BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah
Sebenarnya, air hujan
normal memang sudah asam dengan kadar keasaman antara pH 5,6- 5,0. Keasaman ini
dihasilkan ketika karbondioksida dan materi asam alami lainnya terurai dalam
uap air yang bercampur di udara. Istilah hujan asam pertama kali digunakan oleh
seorang ahli kimia Inggris, Robert Angus Smith, kira-kira 120 tahun yang lalu
dalam bukunya yang membahas polusi dari pembakaran batubara di kota-kota di
Inggris. Ia mengatakan bahwa bahan pencemar di udara yang bercampur dengan air
hujan bersenyawa menjadi asam dan menyebabkan kerusakan bangunan dan monumen
bersejarah.
Masalah itu masih
terjadi hingga kini dan kita tahu bahwa banyak gas polutan yang menyebabkan
pencemaran udara. Ini termasuk sulfur dioksida yang umumnya dihasilkan oleh
pembangkit tenaga listrik yang menggunakan batubara, dan nitrogen oksida dari
kendaraan bermotor serta bahan bakar fosil yang digunakan oleh industri. Kedua
unsur tersebut bersenyawa di atmosfer dengan air, oksigen, dan oksidan dari
senyawa-senyawa asam lainnya. Persenyawaan ini membentuk semacam lapisan
gabungan antara asam sulfur dan asam nitrat. Cahaya matahari mempercepat laju
reaksi proses itu.
Hujan asam
menyebabkan peningkatan kadar asam di danau2 dan sungai serta menyebabkan
kematian pohon. Selain itu asam juga merusak material gedung, patung-patung dan
peninggalan sejarah kita.
Dengan semakin
meningkatnya ilmu pengetahun dan teknologi (iptek), semakin tinggi pula
aktivitas kegiatan ekonomi manusia, di antaranya dengan semakin pesatnya
perkembangan proses industrialisasi dan sistem transportasi. Sebagai
konsekuensi logis, maka semakin meningkat pula zat-zat polutan yang dikeluarkan
kegiatan industri maupun transportasi tersebut. Keberadaan zat-zat polutan di
udara ini tentu akan berpengaruh terhadap proses-proses fisik dan kimia yang
terjadi di udara. Salah satu dampaknya ialah dengan terjadinya hujan asam.
Istilah hujan asam pertama kali digunakan Robert Angus Smith pada tahun 1972. Ia menguraikan tentang keadaan di Manchester, sebuah kawasan industri di bagian utara Inggris. Hujan asam ini pada dasarnya merupakan bagian dari peristiwa terjadinya deposisi asam. Deposisi asam terdiri dari dua jenis, yaitu deposisi kering dan deposisi basah. Deposisi kering adalah peristiwa terkenanya benda dan molekul hidup oleh asam yang ada dalam udara.
Istilah hujan asam pertama kali digunakan Robert Angus Smith pada tahun 1972. Ia menguraikan tentang keadaan di Manchester, sebuah kawasan industri di bagian utara Inggris. Hujan asam ini pada dasarnya merupakan bagian dari peristiwa terjadinya deposisi asam. Deposisi asam terdiri dari dua jenis, yaitu deposisi kering dan deposisi basah. Deposisi kering adalah peristiwa terkenanya benda dan molekul hidup oleh asam yang ada dalam udara.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah yang dimaksud
dengan hujan asam?
1.2.2 Bagaimana proses hujan asam terjadi?
1.2.3 Apa saja dampak dari hujan asam
1.2.4 Bagaimana cara menanggulangi hujan asam?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui
pengertian hujan asam
1.3.2 Mengetahui proses terjadinya hujan asam
1.3.3 Mengetahui dampak terjadinya hujan asam
1.3.4 Mengetahui cara penanggulangan hujan asam
BAB II
ISI
ISI
2.1.1
Deskripsi Hujan Asam
Hujan asam dilaporkan
pertama kali di Manchester, Inggris, yang menjadi kota penting dalam Revolusi
Industri. Pada tahun 1852, Robert Angus Smith menemukan hubungan antara hujan
asam dengan polusi udara. Istilah hujan asam tersebut mulai digunakannya pada tahun
1872. Ia mengamati bahwa hujan asam dapat mengarah pada kehancuran alam.
Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan asam disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia). Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah.
Hujan asam karena proses industri telah menjadi masalah yang penting di Republik Rakyat Cina, Eropa Barat, Rusia dan daerah-daerah di arahan anginnya. Hujan asam dari pembangkit tenaga listrik di Amerika Serikat bagian Barat telah merusak hutan-hutan di New York dan New England. Pembangkit tenaga listrik ini umumnya menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya.
Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan asam disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia). Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah.
Hujan asam karena proses industri telah menjadi masalah yang penting di Republik Rakyat Cina, Eropa Barat, Rusia dan daerah-daerah di arahan anginnya. Hujan asam dari pembangkit tenaga listrik di Amerika Serikat bagian Barat telah merusak hutan-hutan di New York dan New England. Pembangkit tenaga listrik ini umumnya menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya.
2.2.2 Proses
terjadinya Hujan Asam
Secara sedehana,
reaksi pembentukan hujan asam sebagai berikut:
Bukti terjadinya
peningkatan hujan asam diperoleh dari analisa es kutub. Terlihat turunnya kadar
pH sejak dimulainya Revolusi Industri dari 6 menjadi 4,5 atau 4. Informasi lain
diperoleh dari organisme yang dikenal sebagai diatom yang menghuni kolam-kolam.
Setelah bertahun-tahun, organisme-organisme yang mati akan mengendap dalam
lapisan-lapisan sedimen di dasar kolam. Pertumbuhan diatom akan meningkat pada
pH tertentu, sehingga jumlah diatom yang ditemukan di dasar kolam akan
memperlihatkan perubahan pH secara tahunan bila kita melihat ke masing-masing
lapisan tersebut.
Sejak dimulainya
Revolusi Industri, jumlah emisi sulfur dioksida dan nitrogen oksida ke atmosfer
turut meningkat. Industri yang menggunakan bahan bakar fosil, terutama batu
bara, merupakan sumber utama meningkatnya oksida belerang ini. Pembacaan pH di
area industri terkadang tercatat hingga 2,4 (tingkat keasaman cuka).
Sumber-sumber ini, ditambah oleh transportasi, merupakan penyumbang-penyumbang
utama hujan asam.
Masalah hujan asam
tidak hanya meningkat sejalan dengan pertumbuhan populasi dan industri tetapi
telah berkembang menjadi lebih luas. Penggunaan cerobong asap yang tinggi untuk
mengurangi polusi lokal berkontribusi dalam penyebaran hujan asam, karena emisi
gas yang dikeluarkannya akan masuk ke sirkulasi udara regional yang memiliki
jangkauan lebih luas. Sering sekali, hujan asam terjadi di daerah yang jauh
dari lokasi sumbernya, di mana daerah pegunungan cenderung memperoleh lebih
banyak karena tingginya curah hujan di sini.
Terdapat hubungan yang erat antara rendahnya pH dengan berkurangnya populasi ikan di danau-danau. pH di bawah 4,5 tidak memungkinkan bagi ikan untuk hidup, sementara pH 6 atau lebih tinggi akan membantu pertumbuhan populasi ikan. Asam di dalam air akan menghambat produksi enzim dari larva ikan trout untuk keluar dari telurnya. Asam juga mengikat logam beracun seperi alumunium di danau. Alumunium akan menyebabkan beberapa ikan mengeluarkan lendir berlebihan di sekitar insangnya sehingga ikan sulit bernafas. Pertumbuhan Phytoplankton yang menjadi sumber makanan ikan juga dihambat oleh tingginya kadar pH.
Tanaman dipengaruhi oleh hujan asam dalam berbagai macam cara. Lapisan lilin pada daun rusak sehingga nutrisi menghilang sehingga tanaman tidak tahan terhadap keadaan dingin, jamur dan serangga. Pertumbuhan akar menjadi lambat sehingga lebih sedikit nutrisi yang bisa diambil, dan mineral-mineral penting menjadi hilang.
Terdapat hubungan yang erat antara rendahnya pH dengan berkurangnya populasi ikan di danau-danau. pH di bawah 4,5 tidak memungkinkan bagi ikan untuk hidup, sementara pH 6 atau lebih tinggi akan membantu pertumbuhan populasi ikan. Asam di dalam air akan menghambat produksi enzim dari larva ikan trout untuk keluar dari telurnya. Asam juga mengikat logam beracun seperi alumunium di danau. Alumunium akan menyebabkan beberapa ikan mengeluarkan lendir berlebihan di sekitar insangnya sehingga ikan sulit bernafas. Pertumbuhan Phytoplankton yang menjadi sumber makanan ikan juga dihambat oleh tingginya kadar pH.
Tanaman dipengaruhi oleh hujan asam dalam berbagai macam cara. Lapisan lilin pada daun rusak sehingga nutrisi menghilang sehingga tanaman tidak tahan terhadap keadaan dingin, jamur dan serangga. Pertumbuhan akar menjadi lambat sehingga lebih sedikit nutrisi yang bisa diambil, dan mineral-mineral penting menjadi hilang.
Ion-ion beracun yang
terlepas akibat hujan asam menjadi ancaman yang besar bagi manusia. Tembaga di
air berdampak pada timbulnya wabah diare pada anak dan air tercemar alumunium
dapat menyebabkan penyakit Alzheimer.
Walaupun hujan asam
ditemukan di tahun 1852, baru pada tahun 1970-an para ilmuwan mulai mengadakan
banyak melakukan penelitian mengenai fenomena ini. Kesadaran masyarakat akan
hujan asam di Amerika Serikat meningkat di tahun 1990-an setelah di New York
Times memuat laporan dari Hubbard Brook Experimental Forest di New Hampshire
tentang of the banyaknya kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh hujan asam.
Batas nilai rata-rata
pH air hujan adalah 5.6, merupakan nilai yang dianggap normal atau hujan alami
seperti yang telah disepakati secara internasional oleh badan dunia WMO.
Apabila pH air hujan lebih rendah dari 5.6 maka hujan bersifat asam, atau
sering disebut dengan hujan asam dan apabila pH air hujan lebih besar 5.6 maka
hujan bersifat basa.
Hujan asam
didefinisikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara
alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di
udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis
asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam
tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.
Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Usaha untuk mengatasi hal ini saat ini sedang gencar dilaksanakan.
Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Usaha untuk mengatasi hal ini saat ini sedang gencar dilaksanakan.
Deposisi asam ada dua
jenis, yaitu deposisi kering dan deposisi basah. Deposisi kering ialah
peristiwa kerkenanya benda dan mahluk hidup oleh asam yang ada dalam udara. Ini
dapat terjadi pada daerah perkotaan karena pencemaran udara akibat kendaraan
maupun asap pabrik. Selain itu deposisi kering juga dapat terjadi di daerah
perbukitan yang terkena angin yang membawa udara yang mengandung asam. Biasanya
deposisi jenis ini terjadi dekat dari sumber pencemaran.
Deposisi basah ialah turunnya asam dalam bentuk hujan. Hal ini terjadi apabila asap di dalam udara larut di dalam butir-butir air di awan. Jika turun hujan dari awan tadi, maka air hujan yang turun bersifat asam. Deposisi asam dapat pula terjadi karena hujan turun melalui udara yang mengandung asam sehingga asam itu terlarut ke dalam air hujan dan turun ke bumi. Asam itu tercuci atau wash out.
Deposisi basah ialah turunnya asam dalam bentuk hujan. Hal ini terjadi apabila asap di dalam udara larut di dalam butir-butir air di awan. Jika turun hujan dari awan tadi, maka air hujan yang turun bersifat asam. Deposisi asam dapat pula terjadi karena hujan turun melalui udara yang mengandung asam sehingga asam itu terlarut ke dalam air hujan dan turun ke bumi. Asam itu tercuci atau wash out.
Deposisi jenis ini
dapat terjadi sangat jauh dari sumber pencemaran.
Beberapa penyebab
hujan asam diantaranya :
1. Pada dasarnya Hujan
asam disebabkan oleh 2 polutan udara, Sulfur Dioxide (SO2) dan nitrogen oxides
(NOx) yang keduanya dihasilkan melalui pembakaran. Akan tetapi sekitar 50% SO2
yang ada di atmosfer diseluruh dunia terjadi secara alami, misalnya dari
letusan gunung berapi maupun kebakaran hutan secara alami. Sedangkan 50% lainnya
berasal dari kegiatan manusia, misalnya akibat pembakaran BBF, peleburan logam
dan pembangkit listrik. Minyak bumi mengadung belerang antara 0,1% sampai 3%
dan batubara 0,4% sampai 5%. Waktu BBF di bakar, belerang tersebut beroksidasi
menjadi belerang dioksida (SO2) dan lepas di udara. Oksida belerang itu
selanjutnya berubah menjadi asam sulfat.
2. NOx juga berasal dari
aktifitas jasad renik yang menggunakan senyawa organik yang mengandung N.
Oksida N merupakan hasil samping aktifitas jasad renik itu. Di dalam tanah
pupuk N yang tidak terserap tumbuhan juga mengalami kimi-fisik dan biologik
sehingga menghasilkan N. Karena itu semakin banyak menggunakan pupuk N, makin
tinggi pula produksi oksida tersebut.
3. Hujan asam juga dapat
terbentuk melalui proses kimia dimana gas sulphur dioxide atau sulphur dan
nitrogen mengendap pada logam serta mongering bersama debu atau partikel
lainnya.
2.2.3 Dampak Hujan Asam
Terjadinya hujan asam
harus diwaspadai karena dampak yang ditimbulkan bersifat global dan dapat
menggangu keseimbangan ekosistem. Hujan asam memiliki dampak tidak hanya pada
lingkungan biotik, namun juga pada lingkungan abiotik, antara lain :
a) Danau
Kelebihan zat asam
pada danau akan mengakibatkan sedikitnya species yang bertahan.
b) Tumbuhan dan Hewan
b) Tumbuhan dan Hewan
Hujan asam yang larut
bersama nutrisi didalam tanah akan menyapu kandungan tersebut sebelum
pohon-pohon dapat menggunakannya untuk tumbuh. Serta akan melepaskan zat kimia
beracun seperti aluminium, yang akan bercampur didalam nutrisi. Sehingga apabila
nutrisi ini dimakan oleh tumbuhan akan menghambat pertumbuhan dan mempercepat
daun berguguran, selebihnya pohon-pohon akan terserang penyakit, kekeringan dan
mati.
c) Korosi
Hujan asam juga dapat
mempercepat proses pengkaratan dari beberapa material seperti batu kapur,
pasirbesi, marmer, batu pada diding beton serta logam. Ancaman serius juga
dapat terjadi pada bagunan tua serta monument termasuk candi dan patung. Hujan
asam dapat merusak batuan sebab akan melarutkan kalsium karbonat, meninggalkan
kristal pada batuan yang telah menguap. Seperti halnya sifat kristal semakin
banyak akan merusak batuan.
d) Kesehatan Manusia
Dampak deposisi asam
terhadap kesehatan telah banyak diteliti, namun belum ada yang nyata
berhubungan langsung dengan pencemaran udara khususnya oleh senyawa Nox dan
SO2. Kesulitan yang dihadapi dkarenakan banyaknya faktor yang mempengaruhi
kesehatan seseorang, termasuk faktor kepekaan seseorang terhadap pencemaran
yang terjadi. Misalnya balita, orang berusia lanjut, orang dengan status gizi
buruk relatif lebih rentan terhadap pencemaran udara dibandingkan dengan orang
yang sehat.
2.2.4 Usaha untuk
Menanggulangi Hujan Asam
Usaha untuk
mengendalikan deposisi asam ialah menggunakan bahan bakar yang mengandung
sedikit zat pencemar, menghindari terbentuknya zat pencemar saar terjadinya
pembakaran, menangkap zat pencemar dari gas buangan dan penghematan energi.
a. Bahan Bakar Dengan
kandungan Belerang Rendah
Kandungan belerang
dalam bahan bakar bervariasi. Penggunaan gas asalm akan mengurangi emisi zat
pembentuk asam, akan tetapi kebocoran gas ini dapat menambah emisi metan. Usaha
lain yaitu dengan menggunakan bahan bakar non-belerang misalnya metanol, etanol
dan hidrogen.
b. Mengurangi kandungan
Belerang sebelum Pembakaran
Kadar belarang dalam
bahan bakar dapat dikurangi dengan menggunakan teknologi tertentu.
c. Pengendalian Pencemaran Selama Pembakaran
c. Pengendalian Pencemaran Selama Pembakaran
Beberapa teknologi
untuk mengurangi emisi SO2 dan Nox pada waktu pembakaran telah dikembangkan.
Slah satu teknologi ialah lime injection in multiple burners (LIMB).
d. Pengendalian Setelah
Pembakaran
Zat pencemar juga
dapat dikurangi dengan gas ilmiah hasil pembakaran. Teknologi yang sudah banyak
dipakai ialah fle gas desulfurization (FGD). Cara lain ialah dengan menggunakan
amonia sebagai zat pengikatnya sehingga limbah yang dihasilkan dapat
dipergunakan sebagi pupuk.
e. Mengaplikasikan prinsip 3R (Reuse, Recycle, Reduce)
e. Mengaplikasikan prinsip 3R (Reuse, Recycle, Reduce)
Hendaknya prinsip ini
dijadikan landasan saat memproduksi suatu barang, dimana produk itu harus dapat
digunakan kembali atau dapat didaur ulang sehingga jumlah sampah atau limbah
yang dihasilkan dapat dikurangi.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hujan asam
didefinisikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara
alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di
udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis
asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam
tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.
Hujan asam disebabkan
oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta
nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan
nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air
untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh
bersama air hujan.
Secara sedehana,
reaksi pembentukan hujan asam sebagai berikut:
Pada dasarnya Hujan
asam disebabkan oleh 2 polutan udara, Sulfur Dioxide (SO2) dan nitrogen oxides
(NOx) yang keduanya dihasilkan melalui pembakaran.
Adapun beberapa
dampak yang ditimbulkan oleh hujan asam antara lain Kelebihan zat asam pada
danau akan mengakibatkan sedikitnya species yang bertahan, Hujan asam yang
larut bersama nutrisi didalam tanah akan menyapu kandungan tersebut sebelum
pohon-pohon dapat menggunakannya untuk tumbuh, korosi dan menyebabkan
terganggunya kesehatan manusia.
Usaha untuk
mengendalikan deposisi asam ialah menggunakan bahan bakar yang mengandung
sedikit zat pencemae, menghindari terbentuknya zat pencemar saar terjadinya
pembakaran, menangkap zat pencemar dari gas buangan dan penghematan energi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 1. 2011. Hujan Asam. Hyperlink reference not valid.
Anonim 2 . 2011. Mengungkap Terjadinya Hujan Asam. http://www.menlh.go.id/ popup.php?cat=17&id=2671
Anonim 3 .2011. Penyebab, Dampak dan Upaya Pengendalian Hujan Asam. http://www.wikimu.com/News/ DisplayNews.aspx?id=4968&post=18
Anonim 2 . 2011. Mengungkap Terjadinya Hujan Asam. http://www.menlh.go.id/ popup.php?cat=17&id=2671
Anonim 3 .2011. Penyebab, Dampak dan Upaya Pengendalian Hujan Asam. http://www.wikimu.com/News/ DisplayNews.aspx?id=4968&post=18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar