HARI LINGKUNGAN HIDUP
SEDUNIA
A. Sejarah hari lingkungan
hidup
Sejarah Hari Lingkungan
Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang pertama kali dicetuskan pada tahun 1972
sebenarnya merupakan rangkaian kegiatan lingkungan dari dua tahun
sebelumnya ketika seorang senator Amerika Serikat Gaylord Nelson menyaksikan betapa kotor dan cemarnya bumi oleh ulah manusia, maka ia mengambil prakarsa bersama dengan LSM untuk mencurahkan satu hari bagi
usaha penyelamatan bumi dari kerusakan. Pada tanggal 22 April 1970 Gaylord Nelson memproklamasikan Hari Bumi (Earth Day), sehingga tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Bumi (Earth Day).
Hari Lingkungan didasarkan dari Konferensi PBB mengenai Lingkungan hidup yang diselenggarakan pada tanggal 5 Juni 1972 di Stockholm,sehingga tanggal konferensi tersebut ditetapkan sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Indonesia juga ikut terlibat dalam konferensi tersebut dengan hadirnya Prof. Emil Salim yang pada saat itu menjabat sebagai Kepala Bappenas.
sebelumnya ketika seorang senator Amerika Serikat Gaylord Nelson menyaksikan betapa kotor dan cemarnya bumi oleh ulah manusia, maka ia mengambil prakarsa bersama dengan LSM untuk mencurahkan satu hari bagi
usaha penyelamatan bumi dari kerusakan. Pada tanggal 22 April 1970 Gaylord Nelson memproklamasikan Hari Bumi (Earth Day), sehingga tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Bumi (Earth Day).
Hari Lingkungan didasarkan dari Konferensi PBB mengenai Lingkungan hidup yang diselenggarakan pada tanggal 5 Juni 1972 di Stockholm,sehingga tanggal konferensi tersebut ditetapkan sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Indonesia juga ikut terlibat dalam konferensi tersebut dengan hadirnya Prof. Emil Salim yang pada saat itu menjabat sebagai Kepala Bappenas.
B. Tema dan logo hari
lingkungan hidup sedunia 2011
Tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia atau World Environment Day Tahun 2011 adalah “Forests:
Nature at your Service“. Pemilihan tema ini disesuaikan dengan tahun 2011
yang ditetapkan PBB sebagai Tahun Hutan
Internasional (International Year of Forest).
logo Hari
Lingkungan Hidup Sedunia 2011
menggambarkan sepasang tangan yang mengembang membentuk sebatang pohon
kehidupan. Logo ini secara tepat mengambarkan tema yang diangkat dalam
peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia kali ini, “Forests: Nature at your
Service“.
C. Peringatan hari lingkungan hidup
sedunia 2011
SAMBUTAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP SEDUNIA
5 JUNI 2011
Assalamualaikum wr. wb,
Saudara-Saudara yang saya hormati,
Hutan merupakan
komponen penting bagi bumi dalam peranannya untuk menjaga keseimbangan
ekosistem. Hutan melayani hampir semua kehidupan terutama bagi kepentingan umat
manusia sehingga haruslah ada timbal balik dari kita untuk menjaga dan
melestarikan hutan sesuai peran dan kemampuan masing-masing. Oleh karenanya,
ajakan untuk bersama-sama melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara berkelanjutan perlu
selalu dikomunikasikan kepada masyarakat luas . Dengan maksud itu maka setiap
tanggal 5 Juni diperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
Tema
Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2011 (HLH 2011) yang dikeluarkan oleh
UNEP (United Nations Environment Programme) adalah “Forests:
Nature At Your Service“. Tema ini menekankan pentingnya hutan yang
memiliki fungsi untuk memberikan layanan bagi kehidupan yang memiliki nilai
keberlanjutan dan menegaskan keterkaitan antara kualitas kehidupan manusia dan
kelestarian ekosistem hutan. Peringatan HLH 2011 yang dipusatkan di India ini,
sesuai dengan Tahun Hutan
Internasional 2011 (International Year of Forests) yang
dideklarasikan oleh PBB. Hal ini merupakan pengakuan bahwa hutan memberikan
kontribusi penting bagi pembangunan berkelanjutan, pemberantasan kemiskinan dan
juga dalam pencapaian tujuan MDGs (Millennium Development Goals).
Berdasarkan kedua tema dari PBB dan UNEP tersebut dan
disesuaikan dengan konteks Indonesi a maka Tema Hari Lingkungan Hidup Indonesia
2011 menjadi “Hutan Penyangga kehidupan”. Makna utama dari tema ini adalah
bahwa hutan memiliki esensi sebagai penjaga keseimbangan antara kepentingan
manusia dan semua makhluk hidup lainnya di dunia. Fungsi itu dapat tercapai
apabila hutan tetap terjaga kelestariannya.
Laju kerusakan hutan
masih lebih cepat dibandingkan dengan laju pemulihannya. Kerusakan hutan
sekitar 1,1 juta hektar per tahun di Indonesia, sedangkan kemampuan pemulihan
lahan yang telah rusak hanya sekitar 0,5 juta hektar per tahun atau laju
kerusakan hutan adalah sekitar 2 persen per tahun. Kondisi ini mengakibatkan
masih terjadinya kerusakan lingkungan dan hampir seluruhnya menjadi bencana di
berbagai pelosok Indonesia. Kita masih melihat dan merasakan kejadian banjir
dan longsor yang tidak hanya mengakibatkan kerugian ekonomi namun juga
merenggut jiwa manusia. Kerusakan tersebut menjadi faktor dominan pengurangan
nilai dan fungsi hutan yang seharusnya dapat memberikan layanan bagi kehidupan
seperti menata siklus air, tempat beradanya keanekaraman hayati
dan memitigasi perubahan iklim.
Kita perlu memperhatikan dengan serius kerusakan hutan dan
perubahan fungsi lahan karena memberikan kontribusi besar bagi memburuknya
perubahan iklim di Indonesia. Ancaman kelestarian hutan perlu diantisipasi
secara optimal dimana seluruh aktivitas pembangunan, khususnya yang terkait
dengan hutan harus berwawasan lingkungan dan mengacu pada daya dukung dan daya
tampungnya. Kita masih melihat kegiatan industri terutama pertambangan yang
merusak lingkungan, masih maraknya pembalakan liar (illegal
logging), konversi lahan untuk pemukiman dan perkebunan dan yang tidak
kalah seriusnya adalah kebakaran hutan
dan lahan yang tidak sedikit terjadi karena pembakaran dengan sengaja. Semua
perilaku yang merusak tersebut harus diubah atau Indonesia yang sekarang memiliki
hutan terbesar ketiga di dunia ini akan kehilangan hutannya dan kondisi dapat
menjadi bencana besar (catastrophe).
Walau laju kerusakan lingkungan sudah menurun secara
signifikan – sebelumnya 2 juta hektar per tahun – namun upaya-upaya pencegahan dan
rehabilitasi hutan harus terus ditingkatkan dan melibatkan semua komponen
bangsa. Kita telah cukup berhasil mengurangi titik api pada tahun lalu namun
potensi tahun ini diperkirakan meningkat, oleh karenanya kita harus selalu
sigap mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan yang akan datang ini. Kebijakan
jeda tebang (Moratorium) tetap
perlu dikembangan dan diatur secara berimbang. Konversi lahan mesti melihat
aspek tata ruang yang melalui kajian lingkungan hidup strategis. Hal yang
penting lagi adalah melanjutkan dan mengembangkan upaya penanaman dan
pemeliharaan pohon seperti gerakan 1 milyar pohon yang dicanangkan oleh
Presiden Republik Indonesia. Gerakan tersebut dapat dilakukan oleh semua
individu yang pada dasarnya adalah hak dan kewajiban bersama. Hal ini sejalan
dengan komitmen Indonesia menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 26% pada
tahun 2020 dari kondisi business asusual dimana kontribusi hutan dan
lahan gambut sekitar 80%.
Selain daripada itu harus dikembangkan pemikiran dan
kebijakan yang melihat hutan sebagai sumber daya kehidupan diluar kayu (Beyond
Timber). Paradigma ini sudah sangat kondusif khususnya bagi Indonesia yang
sangat kaya akan keanekaragaman hayati. Posisi Indonesia sebagai salah satu
mega biodiversity dunia semakin mendapatkan potensinya sejak ditanda-tanganinya
Protokol Nagoya pada tahun 2010. Protokol ini dapat menciptakan mekanisme
berkeadilan dalam pemanfaatan sumber daya genetik. Potensi ini ditunjang pula
oleh kekayaan Pengetahuan Tradisional (Traditional Knowledge) yang
pada umumnya dimiliki oleh masyarakat hukum adat kita.
Seiring dengan kemajuan upaya negosiasi dunia dalam
mencapai kesepakatan mengenai antisipasi perubahan iklim, maka inisiatif
membiarkan hutan tetap sebagai hutan akan menjadi tanggungjawab bersama
negara-negara di dunia. Upaya ini dilakukan melalui skema REDD (Reducing
Emission from Deforestation and Degradation) dimana bentuk nyatanya akan
ada pendanaan bagi negara-negara yang menjaga kelestarian hutannya. Skema ini
kemudian dilengkapi dengan inisiatif reforestasi sehingga dinamakan REDD+.
Hal yang lebih penting lagi adalah hutan sebagai penyangga
kehidupan bagi semua dan bukan sebagai ancaman kehidupan. Tiada yang lebih
berharga daripada kehidupan yang harmonis antara manusia dan lingkungan
hidupnya dimana termasuk didalamnya adalah ekosistem tempat berpijak flora dan
fauna.
Mari kita jadikan momentum Peringatan Hari Lingkungan Hidup
Sedunia 2011 untuk menposisikan hutan sebagai modal utama pembangunan nasional
menuju masyarakat sejahtera dan berkelanjutan. Peringatan Hari Lingkungan Hidup
Sedunia diselenggarakan dengan berbagai “gerakan lingkungan hidup”. Kami
mengajak semua pihak untuk berpartisipasi menjaga sumber daya alam Indonesia
terutama hutan agar dapat bermanfaat secara berkelanjutan.
Atas nama Pemerintah Indonesia, kami menyampaikan apresiasi
yang tinggi kepada semua pihak baik pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha,
perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat maupun masyarakat luas yang telah
melakukan berbagai kegiatan mendukung pelestarian lingkungan hidup dan hutan,
melakukan penelitian dan kajian ilmiah, upaya mitigasi dan adaptasi perubahan
iklim, efisiensi penggunaan sumber daya alam, energi dan air serta kegiatan
lainnya.
Demikian sambutan saya, terima kasih atas perhatian dan
kepedulian Saudara-Saudara, mari kita bersama-sama kita lestarikan hutan dan
lingkungan hidup kita.
Wassalamualaikum, wr.wb.,
Jakarta, 28 Maret 2011
Menteri Negara Lingkungan Hidup,
Prof. Dr. Ir. Gusti Muhammad Hatta, MS
D. Upaya yang
dilakukan untuk merayakan hari lingkungan hidup
Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk bisa turut
"merayakan" hari Lingkungan hidup ini, yaitu :
Pengumuman – Pemerintah mengumumkan secara resmi pada
penduduk Indonesia bahwa tepat pada tanggal 5 Juni adalah hari Lingkungan Hidup
Sedunia.
Karya Seni – Mengadakan Pameran karya seni yang
materialnya terdiri dari bahan-bahan hasil daur ulang.
Penghargaan – Pemberian penghargaan bagi sejumlah aktivitas
yang memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.
Kampanye – Mengadakan kampanye untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Sepeda – Parade mengendarai sepeda di jalan-jalan
utama ibukota.
Media Massa – Penyiaran melalui media massa (TV dan radio)
Selebriti – Memanfaatkan dukungan public figure atau
selebriti terutama pada saat kampanye dan parade.
Kompetisi – Mengadakan perlombaan membuat banner, gambar,
lukisan, poster dan puisi yang berhubungan dengan lingkungan.
Konferensi : Mengadakan konferensi lingkungan.
Debat – Melakukan debat publik yang melibatkan
berbagai kelompok kepentingan tentang bagaimana sama-sama membuat komitmen
untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Diskusi – Melakukan diskusi kecil ataupun besar tentang
lingkungan.
Distribusi – Mendistribusikan media pengiklanan berupa
leaflet, brosur dan poster lingkungan.
Edukasi Lingkungan – Mengadakan kunjungan
ke sekolah-sekolah untuk memberikan edukasi tentang lingkungan
Ekskursi – Melakukan ekskursi langsung ke alam bebas.
Pameran – Pameran lukisan, poster, foto dan gambar yang
bertemakan lingkungan.
Pekan Raya – Membuat pekan raya lingkungan
Festival Film – Mengundang khalayak ramai untuk mengunjungi
Festival Film yang bertemakan lingkungan.
Konser – Mengadakan konser bertemakan lingkungan hidup
Buku Petunjuk – Penerbitan buku petunjuk yang dibagikan ke
masyarakat luas tentang tata cara dalam melaksanakan aktivitas yang tetap
menjaga kelestarian lingkungan.
Banner –Memasang banner raksasa sebagai media kampenye
lingkungan di setiap sudut kota terutama di jalan-jalan utama yang ramai
dilalui.
Keanggotaan – Berkomitmen untuk menjaga lingkungan hidup
dengan mendaftarkan diri dalam keanggotaan organisasi-organisasi pecinta
lingkungan.
Bersih – Membersihkan rumah masing-masing.
Peresmian – Peresmian undang-undang dan peraturan yang
memiliki dasar hukum bisa dilakukan tepat pada hari H. Dengan harapan semangat
Hari Lingkungan Hidup Sedunia bisa menggiring kepatuhan warga terkait dengan
isi perundangan tersebut.
Isu Lingkungan – Menjadikan isu
lingkungan sebagai hot topic dan headline di semua majalah dan surat kabar.
Sampah – Berjanji untuk tidak membuang sampah
sembarangan.
Organik – Mengonsumsi bahan-bahan organik dan tidak
menyentuh produk-produk kimiawis pada hari H.
Promosi – Penjualan sticker, kaos dan pembatas buku
yang bertemakan lingkungan.
Boneka – Pertunjukan boneka yang berisikan pesan cinta
lingkungan yang akan disaksikan oleh anak-anak.
Quiz – Mengadakan quiz dengan pertanyaan seputar isu
lingkungan. Peserta yang dilibatkan pun juga berasal dari semua golongan mulai
dari institusi pendidikan, masyarakat biasa, pemerintah hingga perusahaan.
Rehabilitasi – Melakukan rehabilitasi pada lingkungan yang
sudah tercemar.
Seminar – Mengadakan seminar-seminar lingkungan.
Pohon – Melakukan penanaman sejuta pohon.
Transportasi - Menggunakan moda transportasi ramah
lingkungan yang bisa dilakukan dengan jalan kaki, bersepeda, roller skate
hingga memarkirkan kendaraan pada carpool.
Emisi – Melakukan pengecekan pada emisi gas endaraan
bermotor.
Kebun botani – Mengunjungi hutan, kebun botani dan berbagai
site yang berbau alam.
Workshop - Melakukan edukasi kepada masyarakat
tentang bagaimana seharusnya sampah diperlakukan. Wokshop yang diadakan bisa
berupa workshop pembuatan pupuk kompos.
Karya Seni – Menulis lagu dan puisi yang bertemakan
lingkungan,
Surat – Menulis surat yang ditujukan pada pemerintah
untuk semakin berpihak pada kelestarian lingkungan.
Bebas emisi – Mendorong terciptanya hari tanpa emisi
kendaraan.
Volunteer – Menjadi tenaga volunteer pada
organisasi-organisasi pecinta lingkungan.
KESIMPULAN
·
Hari lingkungan hidup sedunia
diperingati setiap tanggal 5 Juni
·
Hari lingkungan hidup pertama kali
dicetuskan pada tahun 1972
·
Peringatan hari lingkungan hidup
memghimbau kita agar lebih memperhatikan lingkungan dan alam sekitar kita
·
Hari lingkungan hidup sedunia 2011
mengambil tema hutan, karena hutan merupakan paru-paru dunia
·
Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk
menjaga lingkungan, salah satunya dengan menanam pohon
·
Kondisi lingkungan yang baik akan
membuat kesehatan tubuh juga lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar